Senin, 04 Februari 2013

Asal Mula Nama Band ST12

ASAL MULA NAMA BAND ST12
Nama ST12 diambil dari nama jalan di Bandung yaitu, jalan stasiun timur nomer 12. Band st12 dulunya mempunyai 4 personil yang sekarang menjadi 3 personil semenjak iman meninggal. yaitu,pepeng (melodi), pepep (drummer), charly (vokalis)
ST12
ST12 adalah grup musik beraliran musik Melayu. ST12 didirikan di Bandung oleh Ilham Febry alias Pepep (drum), Dedy Sudrajat alias Pepeng (gitar), Muhammad Charly van Houten alias Charly (vokal), dan Iman Rush (gitarAwalnya, keempat personel ini tak saling kenal, meski mereka telah lama berkecimpung di dunia musik. Mereka mulai akrab setelah sering bertemu di studio rental di Jalan Stasiun Timur 12, Bandung, milik Pepep. Mereka pun akhirnya resmi mendirikan ST12 pada tanggal 20 Januari 2005. Nama ST12 yang merupakan kependekan dari Jl. Stasiun Timur No. 12 adalah nama pemberian ayah Pepep, Helmi Aziz.Meski keempat personel ini memiliki aliran musik favorit yang berbeda, Charly menggemari jazz, Pepep suka jazz dan rock, sementara Pepeng tumbuh bersama musik rock, namun mereka kompromi untuk membuat ST12 beraliran melayu.ST12 terpaksa merilis album perdana mereka melalui jalur independent (indie) karena tak ada label yang mau menampung mereka. Sayang, pada bulan Oktober 2005, saat tur promosi album di Semarang, Iman Rush meninggal akibat pecah pembuluh darah di otak.Trinity Optima Production mulai melirik ST12 setelah album perdana, JALAN TERBAIK (2005), meraih sukses. Album kedua, P.U.S.P.A (2008) yang didedikasikan untuk Iman, dirilis di bawah label Trinity. (selebriti.kapanlagi.com/
Teori ke-2
Kesetiakawanan menjadi pedoman yang dipegang teguh oleh kelompok musik pop asal Bandung, ST12, ini dibuktikannya tadi malam, di Jakarta. Lewat acara launching album terbaru mereka bertajuk “PUSPA”, ST12 mencurahkan perasaannya kepada penonton tentang mendiang kawannya yang telah meninggal dunia, Iman Rush.ST12 adalah grup band yang memiliki formasi awal dengan empat personel; Charly (vokal), Pepep (dram) dan Pepeng (gitar),dan Iman Rush (gitaris). Setelah ditinggal Iman Rush, ST12 tetap eksis berkarya dengan dukungan beberapa personal tambahan (additional player).Dalam album teranyarnya, ST12 mengandalkan tembang “PUSPA” dan “Saat Terakhir” untuk meraih hits diblantika musik Indonesia. Diakui Charly, lagu “Saat Terakhir” merupakan persembahan ST12 untuk kawan mereka yang telah meninggal, Iman Rush. Dalam konser sekaligus launching semalam, tak bisa dipungkiri, personel ST12 larut dalam kesedihan. Pemicunya adalah lagu “Saat Terakhir” yang membuat sang Vokalis meneteskan air mata.Sebenarnya lagu “Puspa” bukan lagu dengan intonasi lambat dan mendayu-dayu, seperti kebanyakan lagu sedih. Lagu Puspa yang dibawakan sempurna oleh ST12 memiliki irama riang ala chacha. Liriknya pun jenaka. Simak saja syairnya; “Jangan jangan kau menolak cintaku, jangan-jangan kau tak trima cintaku. Putuskanlah saja pacarmu, lalu bilang I Love You padaku,” begitu penggalan lirik bagian reffrain lagu itu.Bagi seluruh personel ST12, Iman Rush adalah sosok yang baik dan setia kawan. “Iman adalah pedoman hidup dan inspirator kami,” ujar Pepep. Sebagai informasi, nama ST12 diambil dari nama jalan dimana mereka berkumpul, yakni Jalan Stasiun Timur Nomor 12, Bandung. Mengawali karir sebagai band indie, mereka sempat melahirkan hits “Aku Sayang Padamu”. Namun, dialbum kedua ini mereka direkrut label Trinity Production.

tAnGgaL beRdiRInyA bAnd st12

Satu lagi grup band asal kota kembang Bandung menyemarakan belantika musik Indonesia. ST12, grup yang terdiri dari 4 personil, Pepep (Drum), Iman Rush (Guitar), Pepeng (Guitar), dan Charly Van Houtten (Vokalis) ini dibentuk sejak Januari 2005 lalu.
Grup yang bermimpi untuk menjadi band papan atas itu mengusung jenis musik pop alternatif. “Kami menganggap jenis musik ini akan lebih mudah didengar, easy listening. Dan pendengar pun tampaknya lebih memilih untuk mendengarkan lagu-lagu seperti itu,” ungkap Pepep mewakili teman-temannya.
Untuk menambah kualitas pada album perdana yang berjudul Aku Tak Sanggup Lagi, mereka melibatkan musisi Indra Utopia sebagai pengisi bass dan kang Iman GAIA untuk mengisi keyboard.
Awalnya grup band ini diprakarsai oleh Pepep dan Iman Rush. Pepep yang sebelumnya pernah tergabung dalam Oliv Band mengajak Pepeng, temannya yang sama-sama pernah tergabung dalam grup Oliv Band.
Ternyata jalan mereka tetap tidak semulus seperti yang dibayangkan. Ketiga pria ini merasa kesulitan untuk mendapatkan seorang vokalis yang memiliki kriteria suara yang sesuai dengan keinginan mereka. Maka sebuah audisi pun dilakukan. Saat audisi, ketiganya dipertemukan dengan Carly Van Houtten. “Charly memiliki karakter suara yang bagus dan cukup kuat. Selain itu dia memiliki latar belakang sebagai pengajar vokal. Jadi, tampaknya tidak sulit bagi dia untuk membawakan lagu saat audisi berlangsung,” papar Pepep.
Tidak berbeda dengan grup-grup band yang sedang naik daun sekarang ini, lagu-lagu mereka pun kebanyakan bertema tentang cinta. “Cinta sifatnya lebih fleksibel. Lebih universal. Bisa dinikmati oleh siapa saja, muda dan tua. Dan tema-tema seperti inilah yang akan terus laku di pasaran,” tambah Pepep.
Nama ST12 sendiri diambil dari nama jalan, Stasiun Timur No 12, yang merupakan lokasi studio tempat mereka kumpul. Di studio tersebutlah, keempat orang pemuda ini kerap kali berkumpul dan mengasah kemampuan mereka dalam bermusik. “Studio ini memang sering dijadikan tempat mangkal oleh teman-teman musisi lain, baik yang yunior, maupun senior di Bandung,” jelas Pepep mengenai sejarah berdirinya ST12.
Setia Band Jadikan Penggemar Model Klip

               
Ada yang berbeda dari konsep penggarapan video klip lagu teranyar Setia Band, Jangan Mau Mau. Tak mau menggunakan model atau artis terkenal, Charly pun mengajak 4 orang penggemar yang telah dipilihnya melalui sebuah audisi. 4 orang tersebut terjaring dari sebuah audisi Setia Mencari Model Video Klip yang dilaksanakan beberapa waktu lalu oleh label Trinity Optima Production. Model-model tersebut bernama Ria, Rere, Kinoy dan Sandy. "Masa Luna (Luna Maya ) terus. Ini 4 model yang terpilih dari ajang pencarian model sebulan lalu. Hampir sebulan lebih, dari 20, 10, jadi 4 orang," ucap Charly saat ditemui di TM Studio, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (24/9).
Sebuah konsep tak seperti biasanya pun dikedepankan oleh Charly, Pepeng, dan Alsya. Mereka mengaku tidak mau sebuah hal yang terlalu serius dalam klip lagu yang masuk dalam album Satu Hati ini. "Konsep video klip ini sebenernya lucu-lucuan aja. Kita hanya membantu, ide aja," lanjut Charly. Charly juga menambahkan bahwa lagu ini mengajak supaya tiap orang hanya mencintai hanya seorang, bukan menjadi seorang playboy atau playgirl. "Ini ceritanya aku ngasih tahu ke cewek-cewek jangan seperti aku, yang nyari pacar-pacar baru terus. Tadinya sih bukan lagu ini yang buat video klip. Ternyata banyak karakter di lagu itu. Ini berubah mendadak, karena permintaan pasar. Akhirnya ini yang dipilih," tukasnya.  

Setia Band Gabungkan Musik Latin - Pantura

                Kalau musik Pantura selama ini identik dengan dangdut penuh tabuhan gendang dan joget biduannya, tidak demikian halnya kala mendapat sentuhan tangan dingin Setia Band. Oleh Charly dan Pepeng, musik Pantura dibuat menjadi sebuah alunan latin yang dipadu dengan orkestra. Lagu tersebut diberi judul Jangan Mau Mau dan termaktub dalam album SATU HATI. "Single sekarang agak lebih ke Latin Pantura. Sebenarnya lebih bereksperimen dalam musik, ada unsur orkestra, latin," ucap Charly saat ditemui di TM Studio, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (24/9).
Tak hanya sentuhan latin dan orkestra, beberapa unsur budaya Indonesia juga dimasukkan di lagu ini.
"Kita masukkan unsur budaya, pas reff ada kendang, Jaipong, suling. Coba berikan manfaat yang baik, positif untuk bangsa Indonesia. Kita banyak bisa gali budaya di Indonesia. Jawa Barat aja bukan cuma Jaipong, tapi banyak. Berapa kali main di Jawa Barat bisa tampilkan yang beda-beda, yang mungkin orang Jawa Barat sendiri gak tahu tarian mana. Diperkenalkan, minimal biar gak dicuri lagi," lanjut Charly. Dalam video klip lagu teranyar ini, Setia Band juga ingin memupuk rasa kebangsaan dengan tampilnya bendera merah putih. Charly mengajak masyarakat untuk tak malu menjadi bangsa Indonesia. "Jangan takut jadi orang Indonesia aja. Mencoba pelan-pelan berikan motivasi rasa kebangsaan. Itu hal kecil tapi bagus manfaatnya," tukasnya.

Charly Van Houten Sambangi Tempat Diculiknya Bung Karno


                Untuk memberi pesan positif kepada generasi muda, sebagai publik figur Charly Van Houten rela meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat di mana Presiden RI-1, Soekarno dan Mohammad Hatta diculik untuk merumuskan teks proklamasi, yaitu di Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat.

                Menurutnya, dengan menyambangi tempat-tempat yang bernilai sejarah, dirinya sebagai generasi muda jadi tahu bagaimana menghargai para pahlawan bangsa. "Emang udah tugas kita semua. Kasih referensi positif aja ke generasi muda. Aku juga jadi merasakan bentuk dan nilai perjuangan seperti apa. Inget pelajaran sekolah lah, jaman SD," ucap Charly saat ditemui di Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat, Rabu (25/7).

                Ditambahkan oleh punggawa Setia Band ini, bahwa jejak-jejak sejarah patut untuk diapresiasi. Apalagi ini menyangkut sosok Bung Karno yang memiliki peran utama dalam kemerdekaan Indonesia. "Banyak nilai sejarah, nilai budaya, nilai-nilai positif tentunya. Bung Karno ini memiliki kontribusi sangat besar pada Indonesia. Nilai seperti ini sangat penting bagi negara kita. Karena sejarah ataupun budaya yang dilupakan akhirnya bisa diambil orang," tukas Charly.

Ki Kusumo: Jangan Pernah Lupakan Sejarah!
                Bulan Ramadan kali ini jatuh pada bulan Agustus, di mana bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya. Produser yang juga Ketua Umum Komando Pejuang Merah Putih (KPMP),  Ki Kusumo pun melakukan napak tilas sejarah bangsa. Bersama Charly Setia Band, Ki Kusumo mengunjungi tempat diculiknya Bung Karno dan Mohammad Hatta di Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat. "Ini adalah salah satu kegiatan kami sebagai anak bangsa untuk berperan serta," ujarnya.
            Menurut Ki Kusumo, generasi muda memang seharusnya memelihara dan memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah dan budaya. Ia juga mengungkapkan keprihatinannya akan sikap apatis dari generasi ini terhadap nilai-nilai sejarah yang ada. "Miris, tempat ini malah dilupakan. Kami ingin pemerintah memperhatikan. Ini adalah bagian dari sejarah, gimana bangsa Indonesia merdeka. Jangan pernah lupakan sejarah," lanjutnya saat dijumpai di Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat, Rabu (25/7).
"Ada tokoh dan perannya, yang menggiring ke kemerdekaan. Di sini tempat mengonsep kemerdekaan. Tempat yang sangat bersejarah tentunya," imbuh Ki Kusumo.

Ramadan, Raihan Kembali Sambangi Indonesia

                Ramadan memang menjadi bulan yang sangat dinanti kaum muslimin. Bulan penuh rahmat dan ampunan yang membawa berjuta keberkahan. Menyambut bulan istimewa ini, MNCTV kembali menghadirkan berbagai program dengan tema Berkah Cinta Ramadan. Salah satu program unggulannya adalah Simfoni Religi, menampilkan mini orkestra dengan penyanyi ternama seperti Raihan, Rossa, Syahrini, Yuni Shara, Mulan Jameela, The Virgin, Armada, Ridho & Sonet2 Band, Setia Band dan lainnya. Khusus Raihan, mereka pun didatangkan secara khusus dari Malaysia.
Nana Putra, selaku Managing Director MNCTV merasa bersyukur dengan hadirnya grup nasyid yang digawangi oleh Abu Bakar, Che Amran, Amran Ibrahim dan Zulfadli Mustafa untuk memberikan suguhan terbaik di bulan terbaik.
            "Raihan datang khusus buat kami. Mereka adalah grup vokal nasyid yang sangat konsisten. Dan tentu akan menjadi suguhan sangat komplit dengan adanya mereka. Semoga sajian kami di bulan Ramadan ini bisa menambah khasanah pengetahuan ke-Islaman sekaligus meningkatkan kekhusyukan pemirsa dalam menjalankan ibadah puasa," ucap Nana dalam konferensi pers Berkah Cinta Ramadan di Hotel The Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/7). Senada dengan Nana, Raihan pun merasa begitu senang bisa memberikan suguhan terbaiknya di bulan Ramadan nanti. "Tentunya kami sangat senang bisa tampil disini," kata Zulfadli. Selain Simfoni Religi, MNCTV pun akan menyuguhkan beberapa program yang sangat variatif seperti sinetron Kami Bukan Malaikat, Si Alif, dan Tendangan Si Madun season 2. Selain itu Wisata Ziarah dan film kolosal selama sebulan penuh, Omar (Umar Bin Khattab) akan menjadi daya tarik yang kuat di bulan puasa nanti.

Ngamen Sejam, Charly Kumpulkan 1 Juta Untuk KPK

MUHAMMAD CHARLY VAN HOUTEN


                 Meski sudah menjadi artis papan atas, Charly Van Houten tidak sungkan untuk nyanyi
keliling dari warung ke warung berharap sumbangan dari orang-orang yang mendengar suaranya. Siang tadi, Rabu (27/6/2012) vokalis Setia Band itu ngamen di jalan Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Aksi tersebut dia lakukan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kemajuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Seperti diketahui, KPK mengajukan permohonan kepada DPR untuk membangun gedung baru untuk KPK. Tapi DPR belum menyetujui permohonan tersebut, sebagai masyarakat yang ingin melihat kemajuan kinerja KPK, Charly merasa punya kewajiban untuk melakukan sesuatu.
            Ngamen bukan hal baru bagi Charly, sebelum seperti sekarang mantan vokalis ST12 itu berprofesi sebagai pengamen. Namun yang membedakan ngamen kali ini, uang yang terkumpul bukan untuk dirinya pribadi. "Ini kembali seperti dulu, tapi uang yang aku kumpulkan bukan untuk saya pribadi melainkan murni untuk sosial, untuk kepentingan masyarakat banyak," ujar Charly yang menikmati aksinya tersebut di Kramat Sentiong, Jakarta Pusat, Rabu (27/6/2012).
            Bersama dengan rekannya yang seorang pengacara, Achmad Rifai, Charly  melakukan penggalang dana dengan cara mengamen untuk pembangunan gedung KPK. Aksi tersebut menarik perhatian masyarakat sekitar, bahkan masyarakat yang melihat aksi Charly ikut berkontribusi dengan menyisihkan rezekinya. Kurang dari satu jam Charly ngamen sejumlah Rp.1.975.000 terkumpul. Dana tersebut akan dia serahkan ke DPR untuk digunakan sebagai pembangunan gedung KPK.

Tak Fokus, Charly Bekukan Pangeran Cinta Manajemen

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

                Beberapa waktu lalu, Cinta Penelope mengungkapkan kekecewaannya atas manajemen PCM (Pangeran Cinta Manajemen) yang menaunginya. Dari sana, banyak yang menilai Charly Van Houten selaku pimpinan tidak konsisten dalam meng-handle PCM. Perkara itu dibenarkan oleh sang
frontman.

“Aku memang lagi konsen Setia Band ya, lagi fokus saja dengan ini,” ujar Charly saat dijumpai di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin (21/5).
 Karena prioritas tersebut, alhasil PCM harus menuai hasil yang tidak memuaskan, yaitu dibekukan sementara. Charly mengiyakan kabar tersebut, "Sementara iya dan memang aku lagi nggak konsen di situ,” tegasnya.
 Saat ditanya mengenai ada artis PCM yang keluar? Charly menanggapinya dengan santai, "Aku itu bekerja di karya. Kalau mereka mau keluar, ya terserah. Tapi aku kan hanya untuk karya, bukan untuk bisnis, ya. Untuk sekarang, ya aku memang lagi fokus di Setia Band," tandasnya.

Charly: Silahkan Orang Panggil Aku Charly ST12

Muhammad Charly Van Houten



                Charly adalah ST12 dan ST12 adalah Charly, itulah yang melekat di Charly hingga sekarang. Meski sekarang dirinya sudah membentuk band baru bersama rekannya di ST12, Pepeng dengan nama Setia Band, imej itu tidak bisa hilang begitu saja. Tapi Charly berkeyakinan kalau imej itu lama-kelamaan akan hilang dengan sendirinya. Memang hal itu butuh proses yang cukup lama. "Itu butuh proses, tapi silahkan saja orang memanggilku Charly ST12. Itu butuh proses, yang pasti aku enggak di ST12 lagi," ujarnya di Taman Melati, Jalan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Raya, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/6/2012).
Kondisi itu memang tidak bisa dipaksakan Charly, menurutnya kondisi itu akan berubah dan masyarakat bisa menerima, bahwa dirinya sudah tidak lagi di ST12. Oleh karena itu dengan kemampuannya membaca selera pasar, Charly dan Pepeng berusaha keras untuk membesarkan Setia Band.
"Pelan-pelan masyarakat akan mengerti. Delapan tahun ST12 eksis, tiba-tiba Tuhan kasih jalan lain. Semoga bisa jalan, kita band baru, mencoba untuk aku dan Pepeng belajar," tandas hits maker itu.