Jumat, 01 Februari 2013


DESA PAGANDON


Ketika Pagandon masih menjadi "Pangadonan" daerah ini masih merupakan desa yang sebagian besarnya kawasan hutan, permukiman penduduk hanya  terdapat di Bojong (kini disebut Bojong Pagandon).
Kota Pagandon lahir setelah lahan kosong  dan lahan di sekitarnya dijadikan permukiman para buruh pabrik gula. Pihak Kompeni Belanda yang menguasai PG. Kadipaten mendirikan komplek perumahan buruh tersebut. Jumlahnya tidak lebih dari 200 rumah. Para buruh tersebut rata-rata bukan penduduk asli desa tersebut.
Ada yang mengatakan mereka dari Munjul, Cijati dan Tarikolot. Sampai sekarang ada blok yang dinamakan Dayeuh Tarikolot, artinya tempat tujuan usaha warga Tarikolot.
Maka tak heran, Blok Pagandon yang merupakan bekas komplek perumahan buruh pabrik gula tersebut dihuni oleh orang-orang pendatang. Seperti yang diakui Sas Adams, Kuwu Desa Pagandon, hampir semua warga Blok Pagandon bukan asli penduduk setempat, kecuali orang-orang blok Bojong Pagandon dan Blok Cimoyan.
Desa Pagandon berdasarkan keterangan data sejarahnya, merupakan bekas wilayah kekuasaan Karangsambung pada saat Demang Karangsambung berkuasa yang mana daerah kekuasaannya sampai ke wilayah Palasah.
Sebelum dijadikan Pengadonan oleh buruh pabrik gula, daerah Pagandon tadinya hutan yang di kemudian hari dibabak oleh Mbah Buyut Simin. Konon menurut cerita penduduk setempat, Mbah Samin adalah seorang pendatang dari Munjul.
Setelah terjadinya repartiasi atau pengungsian warga "Kota" Pasanggrahan ke Babakan Sinom akibat luapan air sungai, warga Pagandon masih tetap berada di wilayah pemerintahan Desa Karangsambung.
Pada tahun 1974, Pagandon memiliki seorang pemimpin kampung dengan jabatan Rurah. Namanya Asmawi, jabatan rurah setara dengan jabatan kadus atau RW yang bertanggung jawab terhadap kuwu atau kepala desa.
Pagandon resmi menjadi desa setelah dimekarkan dari desa Karangsambung tahun 1982. Kuwu pertamanya adalah C. Ursa yang selama delapan tahun sebelumnya tampil sebagai pengganti Rurah Asmawi. Tahun 1984 baru ditetapkan sebagai Kuwu definitif. Kuwu selanjutnya adalah E. Turmad, Jajat (pejabat), dan Sas Adams.
Desa Pagandon yang memiliki luas 300,273 Ha memiliki tiga blok yang terpisah jarak dan terhalang oleh areal persawahan. Antara Blok Cimoyan di dekat pusat kota Kadipaten dan Blok Bojong Pagandon terdapat jarak yang sangat jauh.
Pada waktu yang akan datang, desa ini potensial untuk dimekarkan, terutama blok Cimoyan yang sudah lebih mirip daerah perkotaan. Dari 4759 jiwa penduduknya sebagian besar berada di blok Cimoyan.
Di desa ini terdapat suatu mitos bahwa Mbah Buyut Simin suka menjelma dengan wujud seekor harimau, penampakan itu terjadi apabila kondisi desa Pagandon dalam keadaan tidak aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar